Surat Terbuka Untuk CEO Muda
Oleh: Dede Qodrat Alwajir
Tidak apa-apa jika perusahaanmu sedang tak dilirik investor. Tapi kerja-kerjamu tidak boleh berhenti. Kini tanggung jawab perusahaan ada di pundakmu langsung.
Ini kesempatan untuk terus maju, karena itu tantangan yang harus diselesaikan. Tak perlu merasa bersaing dengan orang siapapun. Ingat pertarungannya bukan tentang mengalahkan orang lain. Tapi tentang mengalahkan diri sendiri. Catat dalam hati, setiap orang memiliki waktunya sendiri-sendiri.
Kunci perusahaan maju adalah model bisnisnya. Terus konsisten dengan model bisnis yang kamu yakini. Tidak ada kutukan tertentu untuk sebuah perusahaan. Yang dihadapi saat ini hanyalah masalah yang harus di lewati. Ingat, tanjakan perusahaan yang kamu alami saat ini bersifat hanya sementara, besok akan berubah. Bertahanlah.
Jika model bisnis yang kamu yakini sedang tidak berjalan baik. Alihkan sementara dengan mencari bisnis yang bisa membuat modal perusahaan tetap bergerak. Jaga profit setiap bulan agar balance antara pemasukan dan pengeluaran. Syukur-syukur menghasilkan profit lebih.
Apapun model bisnis itu, cobalah untuk dilaksanakan secara langsung dan mandiri. Karena bukan saatnya lagi kamu tergantung. Kamu punya dua kaki, dua tangan dan satu kepala untuk terus berfikir. Coba terus pecahkan masalah.
Sejauh menjalankan perusahaan. Tantangan yang paling besar untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah menginspirasi tim tentang pentingnya marketing. Menjual ide perusahaan ke klien, menawarkan kerjasama ke pelanggan bukanlah sesuatu yang mudah. Tapi bukan pula sesuatu yang mustahil.
Tambahlah kemampuan marketing dan komunikasi ke tim anda jika anda sudah terlanjur merekrut tim. Namun, bagi yang sedang menyusun tim, sebisa mungkin syarat utama bergabung di tim anda adalah kemampuan marketing. Produk bisa dibuat, tapi jika tidak ada tim marketing siapa yang akan menjual?
Itulah kenapa kita perlu menjaga keseimbangan antara tim produksi dan tim marketing. Namun sekali lagi, ujung tombaknya adalah marketing. Artinya, ketika kita berada di perusahaan baru semua tim perusahaan harus menjadi tim marketing. Produksi satu kali, sisanya Pasarkan, pasarkan, pasarkan, itulah kuncinya.
Poin penting yang selalu terlupakan adalah menciptakan rasa aman. Kita sebagai leader harus selalu berusaha menjaga agar karyawan menjadi prioritas utama dalam berbagai keputusan strategis. Jika dihadapkan pada dua kondisi harus menyelematkan karyawan dan perusahaan. Jangan ambil salah satu, karena keduanya penting. Karyawanmu perlu melanjutkan hidup, perusahaanmu perlu terus berkembang.
Sesulit apapun kondisi, jawabannya adalah back to basic, tambah income perusahaan. Dan tentu saja mengurangi pengeluaran yang tidak terlalu perlu. Lalu balik lagi, perkuat marketing, marketing, marketing. Selamat mencoba.
Penulis adalah Direktur Spectrum Data Indonesia
The post Surat Terbuka Untuk CEO Muda appeared first on Digdaya Mediatama.