Tidak ada satupun manusia yang bisa hidup sendiri. Semua saling membutuhkan. Saling melengkapi dan secara alami kita saling peduli. Meski faktanya semakin maju peradaban suatu masyarakat, seringkali kita terjebak dengan rasa sombong bahwa manusia bisa hidup sendiri. Bahkan ironisnya, ketika teknologi semakin mendominasi kehidupan manusia malah semakin menyendiri.
Saat nongkrong dengan teman, kita sibuk memperhatikan notifikasi handphone yang seringkali tidak penting. Saat rapat dengan rekan kerja, kita sibuk membalas chat orang lain yang jauh dari kita. Itu memang aneh bagi masyarakat baby boomer yang tua. Mereka tidak akrab dengan teknologi bahkan tergagap. Tapi perilaku selfis ini sangat akrab bagi generasi milenial dan generasi zetizen.
Saat ini, karena teknologi kita terpisah bukan hanya secara jarak tapi juga ruang dan waktu. Dari itu, kita membutuhkan satu panduan sikap yang membawa pada masyarakat yang saling menghormati dan menghargai. Apalagi sebagian dari kita yang secara terus menerus terhubung dengan internet semakin terasing dengan kehidupan luring. Bahkan akibatnya kita tidak lagi mengenali diri sendiri.
Ada tiga kata yang menurut penulis bisa menyeimbangkan kita dari cara komunikasi teknologi yang sudah tidak memperdulikan unggah – ungguh dunia nyata. Tiga kata yang menurut penulis sangat ajaib. Kata-kata tersebut adalah tolong, maaf, terimakasih.
Satu, kata tolong menyadarkan bahwa kita tidak akan pernah dapat bertahan sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk bisa bertahan hidup dan menyelesaikan berbagai banyak beban yang kita punya. Jika kita membutuhkan sesuatu terhadap orang lain dan mengawalinya dengan kata tolong anda termasuk orang yang hebat. Saling membantu dalam organisasi juga sebaiknya menggunakan kata tolong karena di organisasi dibutuhkan transfer beban dalam istilah organisasi dikenal kata delegasi. Setiap tugas yang sudah dikuasai leader, harus mampu dikerjakan oleh tim yang menyertai. Jika mekanisme ini berhasil organisasi akan sehat dan terus berkembang. Karena leader harus diberikan kesempatan untuk berfikir hal – hal baru untuk fokus pada persoalan inovasi.
Dua, kata maaf bukan hanya digunakan untuk mengakui kesalahan tapi juga pernyataan kerendahan hati seseorang terhadap lingkungannya. Tak perduli seberapa tinggi pangkat dan jabatan seseorang ia tetap seorang manusia yang memiliki hati nurani yang akan menyayangi sesama. Terutama mereka orang-orang terdekatnya. Maaf juga membawa kita untuk saling mengingatkan bahwa hidup kita tidak selalu benar. Seringkali kita juga melakukan kesalahan yang perlu dimaafkan. Banyak orang besar dihasilkan dari berbagai kesalahan yang termaafkan. Artinya jika mentor anda banyak memaafkan kesalahan yang anda lakukan bersyukurlah anda berada dalam lingkungan yang tepat.
Tiga, terimakasih adalah kata pamungkas tentang kebutuhan hidup manusia yang tertinggi yaitu penghargaan. Bagi mereka yang menerima ucapan terimakasih bersyukurlah berarti anda mempunyai partner yang tepat untuk membangun berbagai hal tentang kehidupan. Bagi anda yang selalu mengucapkan terimakasih tak peduli seberapa besar dan kecil bantuan orang terhadap anda, saya juga menyampaikan bahwa anda adalah orang yang terbaik. Karena anda memilih menghargai setiap perilaku orang terhadap anda. Jangan sungkan mengucapkan terimakasih karena itu akan membangun hati yang besar dan luas.
Sebagai pamungkas, saya seringkali menemukan bahwa hidup tidak selamanya lancar seperti jalan tol. Kadang kita lelah dan perlu beristirahat. Kadang juga kita memerlukan nafas yang bebas lepas dari semua beban pekerjaan. Namun apapun kondisinya yang perlu kita lakukan adalah bersyukur. Meski kadang kita tidak begitu antusias lagi menjalani hari, teruslah melangkah. Meminjam istilah salah satu penulis buku terkenal, Mel Robbins, untuk mencapai tujuan yang besar, anda hanya perlu memegang filosofi “brick by brick”, setahap demi setahap. Lakukan terus menerus. Apapun kesulitannya cukup ingat itu. Dan jangan lupa katakan tolong, maaf, terimakasih.
Oleh Dede Qodrat Alwajir, Direktur Spectrum Indonesia
The post Magic Word : Tolong, Maaf, Terimakasih appeared first on Digdaya Mediatama.